Februari 22, 2011

Cerita tentang Bapakku

Masih kuingat betapa sakitnya lenganku ketika dicubit oleh Bapakku. Padahal cerita itu sudah berlalu mungkin sekitar 10 tahun lebih. Tetapi aku masih teringat hingga sekarang, mungkin bekasnya mendalam di hati.

Bapakku adalah seorang Bapak yang penyabar dan tidak banyak bicara. Bapakku adalah seorang pekerja yang ulet. Dengan memiliki 8 anak di rumah, Bapakku hampir tidak pernah terlihat marah bahkan menggunakan tangannya untuk menyakiti anak-anaknya, apalagi istrinya, Ibuku.

Bapak yang kukenal tidak pernah marah dan memukul pernah menjadi Bapak yang aku benci selama hampir 3 bulan karena cubitan pertamanya jatuh padaku. Sebenarnya kalo diingat-ingat, sebab kenapa aku di cubit, itu karena salahku juga... aku mengganggu istirahat Bapak karena bertengkar dengan kakak laki-lakiku satu-satunya. Tetapi masih bertanya, kenapa hanya aku saja yang dimarahi, sedangkan kakakku tidak ?

Hmmm... itu kejadian yang telah lama berlalu. Dan aku telah memaafkan Bapak. Hubungan kami sangat baik. Dan sangat menjaga segala perkataan dan perbuatanku, agar tidak menyakiti hati Bapak dan juga Ibu. Sering kulihat wajah mereka dikala mereka sedang tertidur. Wajah-wajah yang sudah dimakan usia itu adalah wajah orang yang paling kusayang. Membuatku berjanji tidak akan menyakiti hati mereka.

Belum lama ini, aku pulang ke Semarang, tempat orangtuaku tinggal.
Pada saat itu, Bapak sedang berniat untuk menjual uang kuno. Dan diajaknya aku untuk pergi menemui kolektor benda-benda kuno, di daerah Semarang bawah. Dengan Bapak di boncengan, kami berdua pergi ke tempat yang dituju. Sebenarnya agak keberatan jika Bapak sibuk dengan uang kunonya ini. Jika nanti aku kembali bekerja di Depok, siapa yang akan mengantar Bapak untuk pergi-pergi ? Aku sering khawatir jika orangtuaku pergi meninggalkan rumah.

Sepanjang jalan... hatiku terasa teriris. Pedih. Bapak membonceng dengan menaruh kedua tangannya di pundakku. Dan sepanjang jalan... kurasakan tangan Bapak bergetar di pundakku, gemetaran. Ya! Akibat penyakit parkinson, Bapak mengalami gangguan keseimbangan, tremor, kaku otot dan gangguan lain.

Duh, dalam hati aku menangis. Tangan-tangan yang sudah renta itu, yang dulu bekerja keras untuk menghidupi keluarga, sekarang terasa lemah dan tidak berdaya di pundakku.
Untungnya, kolektor uang kuno itu sangat baik, melihat kondisi Bapakku, ia bersedia datang ke rumah untuk melihat koleksi uang kuno. Sehingga Bapak tidak perlu jauh-jauh datang kesana.

Kupinta kepada Allah SWT agar aku diberi kesempatan untuk membalas kerja keras dan kasih sayang Bapak dengan membuatnya bangga dan bahagia. Meminta dengan sangat, diberi kesempatan itu. Aamiin.

Teman-teman, berikut sekilas tentang penyakit Parkinson :

Apa Penyebab Parkinson ?

Kebanyakan orang yang menderita Parkinson Disease (PD) tidak diketahui penyebab pastinya (idiopatik). Namun ada juga hal lainnya yang diperkirakan menyebabkan PD seperti genetic, toksin, trauma kepala, anoksia serebral, dan Parkinson yang disebabkan oleh obat-obatan.

Bagaimana gejala klinis Parkinson ?

PD mempengaruhi gerakan (gejala motorik). Gejala yang lainnya yang juga khas meliputi kelainan mood, tingkah laku, pemikiran dan sensasi (gejala non motorik). Pada masing-masing pasien, gejala klinis mungkin tidak sama dan progresivitas penyakit juga berbeda. Gejala awal dari PD seringkali terlewatkan dari pengamatan. Pada tahap awal dan dalam jangka waktu yang lama, penderita tidak menyadari bahwasanya ia menderita Parkinson. Keluhan yang biasa disampaikan pada awalnya berupa nyeri pada punggung, leher, bahu, atau pinggang. Seiring berjalannya waktu, postur tubuh yang membungkuk, anggota gerak menjadi tidak elastis dan fleksibel, langkah menjadi kecil-kecil bahkan diseret-seret. Suara mengecil dan monoton. Adanya sedikit kekakuan dan keterlambatan eksekusi gerakan atau pengurangan gerakan tangan saat berjalan biasanya terabaikan, sampai pada suatu saat itu disadari oleh klinisi ataupun keluarga pasien.

Gejala utama dari penyakit PD adalah ("TRAP"):

" Tremor: Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang khas ini merupakan gejala yang paling jelas, sering terdapat pada awal penyakit dan mudah diidentifikasi oleh penderita maupun keluarganya sendiri. Rest tremor ini bersifat kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti memulung pil (pill-rolling) atau seperti menghitung uang logam. Tremor dapat dimulai dari satu ekstremitas saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai seluruh anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara. Tremor dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan volunter. Faktor fisik dan emosi dapat mencetuskan timbulnya tremor ini. Ada jenis tremor yang lainnya dengan frekuensi 7-8 siklus/menit. Tidak seperti yang 4 siklus/menit, tremor ini dapat tetap ada pada gerakan volunter dan tidak berhubungan dengan posisi diam dari anggota gerak (bukan rest tremor) dan lebih mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi. Pasien bisa menampakkan gejala kedua tremor ini atau hanya salah satunya.

" Rigiditas: kekakuan; peningkatan tonus otot. Dikombinasikan dengan rest tremor, kekakuan ini menghasilkan fenomena 'cog-wheel' saat ekstremitas digerakkan secara pasif. Hal ini juga sangat jelas dapat dirasakan dengan cara mempalpasi otot pasien bahkan pada keadaan rileks
" Bradykinesia/Akinesia: pengurangan atau tidak adanya gerakan sama sekali. Gerakan cepat, berulang-ulang menghasilkan sebuah gerakan disritmik dan pengurangan kekuatan gerakan.
" Postural instability (ketidakstabilan postural): tidak adanya refleks postural sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan dan rasa ingin jatuh.

Gejala motorik yang lainnya:
" Gangguan gerakan dan postur tubuh.
" Shuffling: ditandai gerakan dengan langkah kecil-kecil, dengan kaki yang hampir tidak terangkat dari lantai sehingga menimbulkan suara diseret waktu berjalan. Halangan kecil saja dapat menyebabkan pasien tersandung.
" Turning "en bloc": lain halnya dengan gerakan membalik badan pada orang normal, pasien Parkinson mempertahankan tulang belakang mereka tetap kaku (rigit) karena untuk membalikkan badan, mereka butuh melakukannya dengan perlahan-lahan.
" Bungkuk. Pada keadaan yang parah, kepala dan bahu atas dapat sangat membungkuk (camptocornia).
" Festination: kombinasi dari postur yang membungkuk, ketidakseimbangan, dan langkah yang pendek-pendek. Ini menyebabkan gerakan yang makin lama semakin cepat sehingga berakhir dengan terjatuh.
" Gait freezing: "membeku" adalah sebuah manifestasi dari akinesia (ketidakmampuan untuk bergerak). Membekunya gerakan dikarakterisasikan dengan adanya ketidakmampuan untuk menggerakkan kaki yang makin parah jika berjalan pada tempat yang sempit dan berantakan atau pada usaha untuk memulai sebuah gerakan.
" Distonia (sekitar 20% dari kasus): kontraksi otot yang abnormal, terus menerus, dan menimbulkan sakit seperti terbelit, biasanya mengenai otot kaki dan pergelangan kaki (terutama fleksi dari ibu jari kaki dan inversi dari kaki) yang mengganggu pergerakan tubuh saat berjalan.
" Gangguan menelan dan berbicara.
" Hipofonia: suara menjadi kecil, serak, dan bicara monoton. Beberapa orang dengan penyakit Parkinson mengeluhkan lidahnya "berat" ataupun berkata-kata 'kotor'.
" Festinating speech: sangat cepat, kecil suaranya, dan isi pembicaraan tidak berbobot.
" Drooling (pengeluaran liur terus menerus): biasanya dikarenakan gangguan menelan
" Gangguan non motorik yang menyebabkan gangguan pada berbicara ataupun berbahasa, baik yang ekspresif maupun pengulangan kata-kata: termasuk diantaranya penurunan kefasihan berbahasa dan gangguan kognitif tertutama yang terkait dengan pemahaman arti dari isi pembicaraan dan ekspresi wajah.
" Disfagia: ketidakmampuan untuk menelan, sehingga dapat menyebabkan aspirasi dan pneumonia.
" Fatigue-kelelahan (lebih dari 50% kasus);
" Muka seperti topeng karena berkurangnya gerakan pada otot-otot kecil wajah menimbulkan gambaran wajah yang tanpa atau sedikit ekspresi (hipomimia) ,disertai dengan jarangnya mata mengedip. Pada orang normal, frekuensi mengedipkan mata kurang lebih 12-20 kali per menit, sedangkan pada pasien Parkinson hanya 5-10 kali per menit. Selain itu ditemukan adanya sedikit pembesaran pada fisura palpebra sehingga pasien seperti melotot (Stellwag Sign).
" Kesulitan untuk membalikkan posisi tubuh saat di ranjang ataupun bangun dengan posisi duduk.
" Mikrografia (tulisan tangan yang kecil dan bergetar).
" Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan terkoordinasi
" Kemiskinan dalam melakukan pergerakkan: berkurangnya gerakan tangan dalam berjalan (melenggangkan tangan), berkurangnya gerakan-gerakan spontan.


Gejala non-motorik

Gejala non-motorik ini sering terjadi dan merupakan penyebab yang utama dalam menimbulkan kematian pada pasien Parkinson.

Depresi

" Dapat muncul pada tahap apapun pada pasien dengan Parkinson , bahkan sebelum timbul disfungsi motorik, dan menimbulkan dampak yang signifikan pada kualitas hidup pasien yang bersangkutan.

Gangguan kognitif

" Respon yang melambat baik volunteer ataupun involunter respon.
" Gangguan fungsi eksekutif yang dapar berkembang menjadi demensia yang hampir timbul pada 20-40% kasus PD, dimulai dengan berkurangnya daya pikir dan berkembang dengan kesulitan mengintepretasi pikiran abstrak, ingatan, dan tingkah laku. Halusinasi, delusi dan paranoia dapat muncul. Obat asetilkolin esterease dapat memperbaiki keadaan ini pada beberapa pasien.
" Kehilangan ingatan jangka pendek.
" Efek medikasi: beberapa hal yang disebutkan diatas dapat ditimbulkan dari efek medikasi PD, namun beberapa dikarenakan defisit akibar PD sendiri.

Gangguan Tidur
" Somnolensi pada siang hari yang berlebihan.
" Insomnia
" Gangguan pada fase tidur REM: mimpi yang mengganggu - dapat muncul beberapa tahun kemudian setelah diagnosa PD ditegakkan.

Gangguan Sensasi
" Gangguan visual, gangguan penalaran spatial, gangguan membedakan warna, double vision karena convergence insufficiency dan gangguan okulomotorik.
" Gangguan propioseptif
" Berkurangnya atau hilang rasa penghidu (mikrosmia atau anosmia) -dapat muncul beberapa tahun setelah diagnosis PD ditegakkan.
" Nyeri: neuropatik, nyeri pada otot, sendi, tendon menyebabkan ketegangan, distonia, rigiditas, kekakuan sendi.
Gangguan Otonom
" Pusing dan pingsan; biasanya terjadi orthostatic hipotensi, gangguan pada system otonom untuk menyesuaikan tekanan darah pada perubahan posisi tubuh. Ini dapat diperburuk dengan penggunaan obat antiparkinson terutama L-Dopa dan dopamin agonis.
" Kulit yang berminyak dan dermatitis seborreik.
" Inkontinensia urine, pada kasus yang lanjut.
" Nocturia -lebih dari 60 % kasus.
" Konstipasi dan dismotilitas gaster yang sangat menggangu.
" Gangguan fungsi seksual: gangguan gairah seksual, perilaku seksual, gangguan orgasme pada PD sedang-berat.
" Kehilangan berat badan, tampak sangat nyata pada periode 10 tahun PD.

PD bukanlah suatu penyakit yang dengan sendirinya bersifat fatal, melainkan PD merupakan suatu penyakit yang bertambah parah dengan seiringnya waktu. Perkiraan hidup pasien PD biasanya lebih rendah disbanding orang yang tidak mempunyai penyakit tersebut. Pada PD tahap lanjut, PD mungkin dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumonia, dan jatuh yang dapat menimbulkan kematian.
Progresi dari gejala PD mungkin akan memakan waktu 20 tahun atau lebih. Pada beberapa orang, progresi penyakit ini dapat berjalan lebih cepat. Tidak ada cara untuk memprediksi bagaimana PD akan bermanifestasi pada seseorang. Dengan penanganan yang baik, kebanyakan dari penderita PD dapat mempunyai hidup yang produktif untuk waktu yang panjang setelah didiagnosa.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa mortalitas meningkat, dan kelangsungan hidup menurun pada pasien di rumah jompo dibanding pasien yang tinggal di komunitas.